Sebutlah namanya Chazi. Suatu malam aku bermimpi. Menemukan Chazi. Sekarang dia menetap di kota yang berbeda. Empat musim yang lalu aku dan dia berpisah. Aku cuman dianggap kakak. Dia ingin menjadi adikku. Lil sister. Cuman ?!
Dalam mimpi, aku bilang aku kehilangan nomornya. Hape-ku error. Kena virus atau entahlah. Memang aku sering gonta-ganti theme, screen saver, wall paper, dlsb. Semua aku down-load dari internet di tempat kerjaku. Kata si tukang hape, hape-ku musti diprogram ulang. Ya sutra. Di-program ulang means diformat. Semua data hilang. Semua kontak terhapus dari memori.
Beruntung ada blue-tooth. Aku bisa dengan cepat menemukan kontak yang hilang. Dari hape temen-temen. Meski simple, capek juga ternyata akhirnya. Dan.. Where is Chazi ? Tak ada satu pun yang simpan nama itu.
Chazi tak menjawab. Dia hanya tersenyum. Masih senyum yang dulu. Senyum paling manis yang tak lagi aku temukan. Aku bahkan sering tersenyum pada orang-orang yang aku temukan. Di jalan. Mall. Tempat makan. Bahkan di pasar klithikan. Warung kopi klothok, sampai sate klathak Pasar nJejeran. Tapi senyum Chazi tak pernah aku temukan.
Aku terpana. Terpaku. Berhenti sekian lama di detik itu. Dan detik berikutnya, bersyukur. Masih diperbolehkan menemukan senyum itu kembali. Aku terjaga dalam kepuasan. Dan.. ups ! Chazi pakai baju biru !! Wow.. I had a colored dream !!!
Beberapa hari yang lalu, temanku berdebat soal mimpi. Ada yang bilang berwarna, ada yang only black and white. Sedangkan aku, "aku bahkan jarang bermimpi dan tak peduli mimpi ada warnanya atau tidak".
Tengah hari, Chazi telah ada di hape-ku. Meski tak tersenyum.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
jadi kapan aku bakalan ada di hp mu dgn tersenyum, mas? :)
belajar senyum yg maniz dulu dong, yen,, :))
Post a Comment